Perlahan lahan menjadi nyata.
Sungguh.
Akupun merasa bahwa semua ini masih terasa seperti ilusi
mata.
Memerahkan semua semangat.
Membakar semua ketakutan.
Aku. Kamu dan imaji.
Adakah jalan kita bertemu
Diujung jalan cita ini
Ataukah,
Semua apa yang telah kita lakukan.
Hanya sebuah ilusi dan akhirnya tak berujung.
Putus, retak dan ada hati yang hancur.
Untuk apa semua ini jika kan ada hati yang retak?
Pertanyaan serupa yang tak pernah dan perlu jawaban.
Bukankah takdir itu memilih, dan bukannya dipilih.
Yang bisa dan hanya kita lakukan adalah
Menjalani sisa perjalanan ini
Dengan Aku, kamu dan imaji
Dan kita biarkan saatnya takdir untuk memilih.
Mitsalia (@nuhahasanah)
Mengenang: aku, kamu dan senja merona itu (26102011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar